Text
Mollo, Pembangunan dan Perubahan Iklim
Masyarakat adat memiliki kepercayaan turun-menurun mengenai fungsi tanah, batu, pohon, dan air yang dianggap sama dengan tubuh manusia. Bagi mereka, air melambangkan darah, batu melambangkan tulang, dan tanah sebagai daging. Juga hutan yang mereka anggap sebagai kulit, paru-paru, atau juga rambut. Fatu, nasi, noel, afu amasat a fatis neu monit mansian, batu, hutan, air, dan tanah bagai tubuh manusia.
Proyek-proyek pertambangan, reboisasi, HTI, hingga privatisasi air di Pulau Timor, Nusa Tenggara Timur, yang menyebabkan kerusakan alam yang parah, ditambah lagi dengan adanya perubahan iklim. Menghadapi hal tersebut, bagaimana solusi masyarakat adat Tiga Batu Tungku (Mollo, Amanuban, Amanatun) untuk memulihkan kerusakan alam akibat pembangunan dan bagaimana daya tahan mereka terhadap dampak perubahan iklim yang dihadapi?
S01016 | 551.6 SIT m | (Ilmu-Ilmu Murni) | Tersedia |
S01017 | 551.6 SIT m | (Ilmu-Ilmu Murni) | Tersedia |
Tidak tersedia versi lain