Text
GUSDUR DI MATA PEREMPUAN
Buku ini berawal dari cita-cita Fatayat untuk mendokumentasikan, pandangan dan pengalaman perempuan terhadap sosok dan perjuangan Gus Dur. Beliau sendiri adalah pribadi yang tak terpisahkan dalam perjalanan dan perjuangan fatayat sejak menjadi Ketua Umum sampai akhir hayatnya. Kami ingat, November 2008 adalah saat bersama dengan fatayat dalam acara publik, seminar tentang gender dan kebudayaan, Gus Dur bahkan sempat meledek dengan gayanya khas, katanya, fatayat ketinggalan zaman, baru bicara soal itu sekarang. Rupanya itu pertemuan terakhir dengan Fatayat dalam forum resmi.rnrnSebagai kaum minoritas dalam berpartisipasi di wilayah publik dan kaum mayoritas dalam jumlah, perempuan termasuk kaum yang dipinggirkan dan ada dalam agenda besar Gus Dur, sebagai isu kemanusian yang harus diperjuangkan. Karena itulah, kami memberi amanat sahabat Ala’i Nadjib untuk meminta pengalaman perempuan yang berbeda – beda dengan Gus Dur, dari berbagai kalangan.rnrnBanyak sekali masukan-masukan dan tulisan-tulisan dari para kontributor buku ini. Mereka banyak memberikan inspirasi dan menjadi bagian pengalaman perempuan yang berhubungan langsung dengan Gus Dur yang kemudian bisa menjadi inspirasi bagi pembaca.rnrnKami selaku ketua umum Fatayat dan team penulis sebagai pemrakarsa buku ini mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya atas masukan-masukan yang telah diberikan untuk buku ini, baik berupa naskah tulisan, puisi, wawancara yang tel ditulis ulang dan juga kartun. Semuanya sungguh sangat menggugah, mengesankan dan amat berharga bagi kami. Tak terlupakan kepada Ibu Sinta Nuriyah yang telah berkenan memberi pengantar dan seluruh putri-putri beliau yang telah berkenan diwawancari dan hasilnya dihidangkan kepada pembaca semua. Sekali lagi terima kasih, Jazakumullahu ahsanal jazaa…
FAI.16.556 | Tersedia |
Tidak tersedia versi lain