Text
Islam, Negara Dan Masa Depan Ideologi Politik
Isu politik dalam Islam masih cukup menarik untuk diperbincangkan. Setidaknya muncul empat alasan mengapa isu-isu tersebut masih dianggap penting untuk dibicarakan. Pertama, munculnya anggapan bahwa isu politik merupakan isu agama, artinya kajian tentang politik disamakan dengan kajian tentang hudud, qisas, ibadah, faraid dan berbagai jenisnya yang merupakan satu kesatuan dalam studi keagamaan. Di beberapa kitab klasik, kajian politik masuk dalam bab al-siyasah, suatu kajian yang keberadaannya merupakan keniscayaan untuk menjadi bagian dari praktik ibadah (talab al-ilm). Kedua, munculnya berbagai desakan untuk kembali pada ajaran dan praktik klasik dalam kehidupan kenegaraan, terutama kembali pada ajaran Nabi dan khulafa’ al-rashidin. Dua era tersebut dianggap sebagai era keemasan (golden age) dalam praktik perpolitikan yang sesuai dengan ajaran al-Qur’an dan Sunnah. Ketiga, pada saat yang bersamaan, praktik demokrasi ala Barat di berbagai negara yang mayoritas muslim justru melahirkan instabilitas dan ketidaknyamanan karena dianggap prematur dan bertentangan dengan tradisi yang sudah lama dibangun oleh penduduk setempat. Demokrasi kemudian melahirkan hegemoni dan pemaksaan negara-negara tertentu yang dianggap terlalu vulgar dalam mempraktikkan demokrasi dalam kehidupan bernegara. Keempat, pada saat yang bersamaan di beberapa Perguruan Tinggi Islam, kajian Islam politik dan politik Islam justru memperoleh ruang yang sangat luas. Di beberapa IAIN/UIN terdapat program Studi Politik Islam yang salah satu misinya mengembangkan dan memperluas kajian-kajian politik Islam dan Islam politik dalam ranah teoritik dan praktik. Buku Islam, Negara dan Masa Depan Ideologi Politik mengkaji hubungan Islam dan politik dan bagaimana masa depan ideologi politik. Kajian ini juga mentiikberatkan pada masa depan ideology politik Islam pasca al-Qaedah dan ISIS
B05482 | 297.96 ABD i | (Agama) | Tersedia |
B05483 | 297.96 ABD i | (Agama) | Tersedia |
Tidak tersedia versi lain