Text
Dzikrullah Bersama Ibnu Athaillah
Dzikrullah Bersama Ibnu Athaillah merupakan buku bernuansa religi karya Ibnu Athaillah Al-Sakandari. Dzikir adalah aktivitas seorang hamba dalam menyebut nama Allah. Dalam berdzikir, kondisi orang berbeda-beda. Ada orang yang mulutnya berdzikir, tetapi hatinya lalai. Ada juga yang menyebut nama Allah dengan hati terjaga.
Ibnu Athaillah menganjurkan kita berdzikir dengan hati lalai sekalipun. Ini menunjukkan betapa pentingnya dzikir. Mengapa demikian? Dzikir merupakan jalan utama mereka yang menempuh perjalanan Ilahi. Allah SWT sendiri memerintahkan kita untuk menyebut nama-Nya secara mutlak terus-menerus sebagaimana disinggung Ibnu Ajibah berikut ini.
“Menurutku, dzikir adalah pilar utama dari jalan yang ditempuh para sufi. Ia adalah amalan paling utama. Allah berfirman, ‘Sebutlah nama-Ku, Aku akan menyebut namamu,’ dan ‘Wahai orang-orang yang beriman, sebutlah nama Allah dengan sebutan yang banyak.’ Maksud dari ‘Sebutan yang banyak’ adalah tidak melupakan Allah di hati selamanya. Ibnu Abbas berkata, ‘Allah menentukan waktu-waktu khusus untuk semua ibadah dan memaafkan hamba-Nya yang menunaikan ibadah itu di luar waktunya kecuali ibadah dzikir karena Allah tidak menentukan waktu khusus untuk ibadah ini. Allah berfirman, ‘Sebutlah nama Allah dengan sebutan yang banyak,’ dan ‘Bila kamu sekalian telah menunaikan sembahyang, maka sebutlah nama Allah saat kalian duduk, berdiri, dan berbaring.’ Seorang sahabat Rasul bertanya, ‘Ya rasul, syiar Islam kelewat banyak. Sebutlah satu amalan ringkas untukku di mana aku dapat menyusul ketertinggalan di masa lalu?’ ‘Jagalah lisanmu agar selalu basah menyebut nama Allah,’ jawab Rasul senyum. Rasulullah SAW bersabda, ‘Kalau ada seseorang memiliki banyak dirham di pangkuannya lalu ia membagikannya sampai habis, lalu seorang lagi hanya berdzikir menyebut nama Allah, niscaya orang kedua lebih utama di sisi-Nya,’’” (Lihat Ibnu Ajibah, Syarhul Hikam, Beirut, Darul Fikr, tanpa tahun, juz I, halaman 79-80).
Dalam buku ini, Sufi Agung Ibn Athaillah memaparkan berbagai seluk-beluk zikir, dari hakikat, kaidah, faedah, tata cara sampai bacaan-bacaannya, untuk dapat sampai kepada tujuan hakiki zikir sebagaimana dipraktikkan dan diajarkan Rasulullah saw. dan para sahabat. Inilah salah satu karya utama dari sang ulama penulis mahakarya al-Hikam yang begitu diakui dan dijadikan rujukan oleh seluruh dunia lslam dari zaman ke zaman. Inilah salah satu kesempatan kita untuk belajar menapaki jalan kebenaran dengan cara yang benar menuju Sang Maha Benar, jalan yang sebelumnya dilalui para pendahulu dan teladan kita, Sayyidina Rasulullah saw.; jalan yang telah membuat mereka sampai kepada kebahagiaan sejati bersama Allah swt Sang Maha agung
B05438 | 297.54 IBN d | (Agama) | Tersedia |
B05439 | 297.54 IBN d | (Agama) | Tersedia |
B05440 | 297.54 IBN d | (Agama) | Sedang Dipinjam (Jatuh tempo pada2024-11-28) |
Tidak tersedia versi lain