Text
Mbah Kholil Bandungsari: Sosok Pecinta Ahlul Bait, Ahli Silaturrohim, dan Dermawan
KH. Abdul Karim mampu menjadi pemersatu masyarakat ketika terjadi perbedaan atau perselisihan. Di antara perselisihan yang sering terjadi dan sulit di atasi; ketika ada dua jum’atan dalam satu daerah. Ketika KH. Abdul Karim memberikan penjelasan dan solusi, semua pihak bisa menerima. Tidak hanya masyarakat umum, para santri juga sangat beliau perhatikan. KH. Abdul Karim menekankan agar semua santri selalu mengikuti aturan pondok.
KH. Abdul Karim mengaji Fathul Mu’in setelah ashar, Mulazamah Shorof (Tashrif Padangan & Jombang) setelah maghrib sampai kemudian digantikan oleh Kiai M Mushlich. Di kelas 6 Mu’allimin KH. Abdul Karim juga mengajarkan Fathul Mu’in namun beliau lakukan dengan sistem sorogan. Karena itu para siswa musyawaroh terlebih dahulu sebelum pelajaran dimulai. KH. Abdul Karim mengajar Balaghoh (‘Uqudul Juman) hanya dengan membaca tanpa murodi (memberikan penjelasan) saat itu beliau dawuh “Angger tak woco, suk lak iso dewe”.
S01078 | 922.97 AHM m | (Sejarah & Geografi) | Tersedia |
Tidak tersedia versi lain